Selasa, 25 Oktober 2016

JARINGAN GAS RUMAH TANGGA

110.000 Jaringan Gas Rumah Tangga Siap Tersambung110.000 Jaringan Gas Rumah Tangga Siap Tersambung

 BANDUNG - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) siap menambah jaringan gas bumi rumah tangga sebanyak 110.000 sambungan dalam tiga tahun ke depan. Gas bumi PGN sendiri saat ini sudah dinikmati masyarakat mulai dari Sumatera hingga Papua.

"Kami punya program PGN Sayang Ibu, program ini bertujuan memperbanyak rumah menggunakan energi baik gas bumi. Mulai tahun ini hingga 2019 kami akan menambah 110.000 sambungan gas rumah tangga," kata Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup di Bandung, Jumat (14/10/2016).

(Baca Juga: PGN Bangun dan Operasikan 78% Pipa Gas di Indonesia)

Dia menuturkan, penambahan 110.000 sambungan gas rumah tangga tersebut dibiayai atas investasi PGN sendiri, tanpa mengandalkan dana dari pemerintah atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Ini juga merupakan tanggung jawab PGN sebagai BUMN dan national gas company di Indonesia, untuk menyebarkan pemanfaatan gas bumi yang efisien, ramah lingkungan, mudah serta aman," ungkap Heri.

Diberitakan sebelumnya, PGN berkomitmen memperluas infrastruktur gas bumi nasional. Dimulai tahun ini, perseroan akan menambah infrastruktur pipa gas bumi sepanjang lebih 1.680 km. Proyek pipa tersebut tersebar di berbagai daerah, di antaranya proyek pipa transmisi open access Duri-Dumai-Medan, pipa transmisi open access Muara Bekasi-Semarang, pipa distribusi Batam (Nagoya) WNTS-Pemping, dan pipa distribusi gas bumi di wilayah eksisting dan daerah baru lainnya.

Heri mengatakan, sampai saat ini total panjang pipa yang dibangun dan dioperasikan perseroan sudah mencapai lebih dari 7.200 km. Jumlah ini meningkat dibanding total panjang pipa akhir 2014 yang mencapai 6.616 km.

"Dengan panjang pipa transmisi dan distribusi gas bumi tersebut, PGN mengoperasikan lebih dari 78% pipa gas bumi hilir di seluruh Indonesia," paparnya.

GAS DALAM NEGERI

Gas Dalam Negeri Hanya Tersisa 41 Tahun Lagi

Gas Dalam Negeri Hanya Tersisa 41 Tahun LagiBANDUNG - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengungkapkan bahwa saat ini gas yang dimiliki Indonesia semakin menipis. Dimana jumlah gas di Tanah Air hanya dapat dinikmati tidak lebih dari 50 tahun.

"Kandungan gas bumi Indonesia itu cukup besar kalau dibanding dengan beberapa negara lainnya. Sisa produksi gas kita 41 tahun lagi," ujar Sekretaris Perusahaan PGN Heri Yusup di Bandung, Jumat (14/16/2016).

(Baca Juga: 110.000 Jaringan Gas Rumah Tangga Siap Tersambung)

Menurutnya Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan ekspor gas, tepatnya pada 1974. Namun, Indonesia lambat menyadari bahwa di dalam negeri sebenarnya sangat membutuhkan gas, meski saat ini struktur ekspor gas dalam negeri sudah direformasi.

Dia menuturkan, porsi ekspor gas masih sangat tinggi hingga 48%. "Indonesia menjadi negara pertama pengekspor gas, dari Arun. Tapi saat ini sisanya 52% untuk domestik," imbuh dia.

 Menurutnya Indonesia menjadi negara pertama yang melakukan ekspor gas, tepatnya pada 1974. Namun, Indonesia lambat menyadari bahwa di dalam negeri sebenarnya sangat membutuhkan gas, meski saat ini struktur ekspor gas dalam negeri sudah direformasi.
Dia menuturkan, porsi ekspor gas masih sangat tinggi hingga 48%. "Indonesia menjadi negara pertama pengekspor gas, dari Arun. Tapi saat ini sisanya 52% untuk domestik," imbuh dia.

Bahkan lanjut dia, gas saat ini menjadi kebutuhan utama dan berdasarkan target bauran energi nasional, komoditas ini pada 2025 ditarget dapat memenuhi kebutuhan energi hingga mencapai 22%. Meski menjadi kebutuhan utama, namun dia menerangkan bukan satu-satunya sektor energi dalam negeri, karena saat ini Indonesia memiliki konsep soal bauran energi.

Konsep tersebut, diterangkan tidak hanya sektor energi fosil yang menjadi penopang energi nasional, karena ada energi terbarukan. Namun, untuk melakukan energi bauran bukanlah gas yang banyak. "Tapi kita punya portofolio besar. Kita harus bangun postur bauran energi yang ideal," katanya.

PGN PERLUAS JARINGAN

PGN Perluas Jaringan Gas di Sidoarjo

 

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) terus mengembangkan jaringan distribusi gas bumi di berbagai wilayah Indonesia. Baru saja, PGN menyelesaikan pembangunan jaringan di Waru, Sidoarjo, Jawa Timur.
Sales Head Area Sidoarjo PT PGN, Andaya Saputra mengatakan, sebanyak 228 rumah tangga di Perumahan Trodopo Indah, Desa Tropodo, Kecamatan Waru, Sidoarjo, siap untuk mendapatkan pasokan gas bumi yang bersih, efisien, aman serta mudah dari PGN.
"Di Perumahan Tropodo ini total ada 550 rumah, sebagian sudah kita pasok gas bumi, sisanya ada 228 rumah lagi yang secepatnya akan kita alirkan gas bumi," kata Andaya, Andaya, keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Andaya mengatakan, untuk wilayah Sidoardjo, PGN telah menyalurkan gas bumi ke 5.218 pelanggan, baik ke rumah tangga maupun ke industri. "Untuk segmen industri, PGN memasok gas bumi seperti ke pabrik Teh Botol Sosro dan Yakult dan banyak industri besar lainnya. Kami juga baru saja memasok gas bumi ke PT United Can, Samudra Luas, dan Pancatriadi II," terang Andaya.
PGN juga terus melakukan sosialisasi penggunaan gas bumi untuk rumah tangga, seperti kegiatan bertemu langsung dengan pelanggan PGN dalam rangka menyambut HUT RI ke 71 dengan acara bertajuk Melangkah Sehat Bersama Energi Baik, berlokasi di Perumahan Tropodo Indah.
"Kegiatan tersebut selain sosialisasi gas bumi efisien, bersih dan aman, juga mensosialisasikan manfaat gas bumi tak hanya untuk memasak, tapi juga bisa digunakan untuk pemanas air, jadi bisa mandi tiap hari pakai air panas," ungkap Andaya.
Seperti diketahui, hingga saat ini PGN telah membangun dan mengoperasikan pipa gas bumi mencapai lebih dari 7.100 km. Jumlah ini setara 76 persen dari total pipa gas bumi nasional.
Sampai dengan kuartal I 2016, PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga, 1.879 UKM, mal, hotel, rumah sakit, restoran, serta 1.576 industri skala besar dan pembangkit listrik.
Pelanggan PGN tersebut tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua. (Pew/Gdn)

SERIKAT PEKERJA PGN



Kata Serikat Pekerja PGN Soal Pembentukan Holding BUMN Energi
26 Agu 2016, 18:41 WI

Liputan6.com, Jakarta -  
Serikat Pekerja PT Perusahaan Gas Negara (PGN) menolak konsep holding migas yang digagas Kementerian BUMN. Pasalnya holding migas tersebut hanya sebatas PT Pertamina mengakuisisi PGN.
Ketua Umum Serikat Pekerja PGN, M Rasyid Ridha mengungkapkan, akuisisi Pertamina terhadap PGN ujungnya hanya akan melemahkan atau mengkerdilkan PGN, karena bisnis PGN dengan Pertamina merupakan bisnis yang saling menggantikan (subsitusi).
"Bila PGN di bawah Pertamina maka akan terjadi conflict of interest. Pertamina tentu tidak ingin bisnis minyaknya berkurang karena penyaluran gas PGN terus meluas," ungkap Rasyid, di Jakarta, Jumat (26/8/2016).
Rasyid mengatakan, pekerja PGN tidak menentang rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk holding energi. "Konsepnya yang kami tentang, karena hanya sebatas akuisisi," ujarnya.
Menurutnya, konsep holding yang tepat adalah konsep holding energi yang memperkuat BUMN-BUMN di bidang energi, seperti PLN yang diperkuat di sektor kelistrikan, PGN di sektor gas bumi, dan Pertamina diperkuat dari sisi produksi hulu minyaknya. Jadi semestinya holding energi harus meliputi PGN, Pertamina, dan PLN.
"Hal ini akan meningkatkan kedaulatan energi nasional melalui sinergi nyata dan menghilangkan friksi yang kerap terjadi di ketiga BUMN tersebut dan tentu akan memperlancar program andalan pemerintah yaitu 35.000 MW," tegas Rasyid.
Holding energi, kata Rasyid, seyogyanya merupakan perusahaan baru seperti halnya Pupuk Indonesia dan Semen Indonesia, bukan hanya alih status dari salah satu BUMN saja.
Hal itu juga untuk menjamin tidak adanya konflik kepentingan yang pada akhirnya justru menghambat atau malah bertolak belakang dengan tujuan awalnya yang mulia.
Untuk menjamin kendali Negara di dalam badan usaha di dalam holding energi, Serikat Pekerja PGN meminta agar status PGN tetap sebagai BUMN. Hal ini penting untuk menjamin kendali Negara di dalam tata laksana organisasi tetap setia pada tujuan Negara yaitu mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.
Ia menegaskan lagi, seluruh pekerja PGN menolak semua usaha untuk mengkerdilkan dan menghilangkan peran PGN sebagai BUMN yang menyalurkan dan menyediakan gas bumi yang ramah lingkungan buat seluruh pelosok negeri, baik setelah holding energi terbentuk maupun tidak.
"Kami menyayangkan pernyataan pihak-pihak yang seolah-olah ingin menjadikan PGN sebagai jaminan untuk memperkuat permodalan Pertamina dalam skema holding Migas di mana Pertamina sebagai Holding dijalankan," tegasnya lagi.
Hal tersebut susah diterima karena akan mempengaruhi struktur pendanaan PGN untuk terus berkembang dan hanya memperlihatkan kesan bahwa Pertamina butuh pendanaan.
Terkait harga gas yang tinggi, karena alasan yang didengung-dengungkan adanya inefisiensi pembangunan infrastruktur yang tumpang tindih antara Pertagas dan PGN, semestinya hal tersebut bukan semata-mata menjadi alasan pembentukan holding karena hal tersebut seharusnya tidak terjadi apabila Kementrian BUMN punya sikap tegas dalam mengatur BUMN dan anak usahanya.
"Kiranya kementrian BUMN dapat berperan lebih besar untuk bertindak sebagai super holding yang membawahi ratusan BUMN dan berperan sebagai dirigen dalam mensinergikan seluruh BUMN di bawahnya, tidak sekedar urusan administrasi dan birokrasi semata," tutupnya. (Ndw/Gdn)






 

AKUISISI PGN



Akuisisi PGN oleh Pertamina Bisa Turunkan Harga Gas
02 Sep 2016, 14:18 WIB


Laba operasi pada Semester I-2016 sebesar US$ 262 juta. Sementara laba bersih sebesar US$ 152 juta atau Rp 2 triliun (kurs rata-rata diLiputan6.com, Jakarta - Kinerja PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) tetap baik di tengah harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan serta nilai tukar rupiah yang berfluktuasi.

Sepanjang semester I-2016, PGN membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 1,44 miliar atau naik sebesar US$ 23 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 1,42 miliar.

Peningkatan pendapatan emiten berkode PGAS tersebut terutama diperoleh dari hasil kontribusi beroperasinya pipa transmisi gas bumi Kalija I, yang dioperasikan PT Kalimantan Jawa Gas.
semester I-2016 Rp 13.424).

Adapun EBITDA sebesar US$ 431 juta, naik sebesar US$ 14 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 417 juta.

"Kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup, di Jakarta, Rabu (31/8/2016).

Selama periode Januari-Juni 2016, PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.613  juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.554 MMSCFD.
Rinciannya, sepanjang Semester I 2016 volume gas distribusi sebesar 796 MMSCFD, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 790 MMSCFD dan volume transmisi gas bumi sebesar 816 MMSCFD, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 763 MMSCFD.

Heri mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional, PGN optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.

Heri mengungkapkan, PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Pada semester I-2016 infrastruktur pipa gas PGN bertambah sepanjang lebih dari 186 km dan saat ini mencapai lebih dari 7.212 km atau setara dengan 76% pipa gas bumi hilir nasional.

Sejumlah proyek yang telah diselesaikan PGN dengan tepat waktu seperti proyek pipa gas Kalisogo-Waru, Jawa Timur sepanjang 30 km.

Kemudian PGN juga menyelesaikan proyek di ruas Jetis-Ploso di wilayah Mojokerto sampai Jombang sepanjang 27 km. Juga proyek ruas Kejayan-Purwosari di Pasuruan sepanjang 15 km.

Selain di Jawa Timur, PGN juga menyelesaikan proyek infrastruktur pipa gas bumi sepanjang 18,3 km di Batam. Proyek pipa gas yang berada di kawasan bisnis Batam ini akan menyalurkan gas bumi ke wilayah Nagoya, Lubuk Baja, dan Jodoh di Batam.

"PGN  terus berkomitmen membangun dan memperluas infrastruktur gas nasional, walau di tengah kondisi ekonomi yang belum membaik dan turunnya harga minyak mentah dunia," tutup Heri.